Oleh: Agustian Deny Ardiansyah (Guru SMP Negeri 2 Lepar)
Rabu, 20 April 2023, 07:46 WIB
![]() |
Sumber: Pixabay |
Puncak fenomena gerhana matahari di Indonesia akan terjadi pada tanggal 20 April 2023 dan dapat disaksikan masyarakat sesuai dengan waktu masing-masing daerah.
Peneliti di pusat antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melarang masyarakat melihat gerhana matahari secara langsung.Hal itu terjadi karena di bagian terluar matahari, yaitu prominensa dan korona akan menghasilkan intensitas cahaya yang sama sebagaimana saat tidak terjadi gerhana matahari.
Terlebih sifat lensa mata manusia seperti lensa cembung yang sifatnya konvergen atau memusatkan cahaya pada satu titik fokos.
Sehingga jika sinar matahari melewati lensa mata, cahaya itu akan difokuskan ke arah retina sehingga lama-kelamaan akan membuat sensi terbakar di retina.
Menurut dokter anak di Wasington, menyaksikan gerhana matahari total selama 10 menit dapat membakar sel – sel di retina.
Seseorang yang menyaksikan gerhana matahari secara langsung beresiko mengalami retinopati (solar eclipse retinopathy).
Hal itu terjadi saat sinar radiasi matahari merusak retina, akibat dari hal itu akan dirasakan setelah 4 – 6 jam setelah melihat matahari gerhana matahari.
Namun beberapa kasus muncul setelah 12 jam kemudian dan hingga saat ini belum ada pengobatan untuk retinopati tersebut.
Kendati begitu, bukan berarti kita tidak bisa melihat detik-detik bulan menyelimuti matahari.
Peneliti di pusat antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan, masyarakat dapat menyaksikan gerhana matahri total dengan aman menggunakan filter matahari minimal Neutral Density 5 (DNS), dimana dapat melindungi mata hingga 2 menit.
Cara menggunakanya bisa diletakkan di depan lensa ponsel yang digunakan untuk memotret atau menggunakan kaca mata gerhana yang lensanya sudah dilapisi dengan filter ND 5.
Diolah dari berbagai sumber*
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon