Oleh: Sisra Yosi (Guru SMPN 1 Atap Tanjung Simpang) 30 November 2025, 20:55 WIB
![]() |
| Continuous Improvement |
Abstrak
Manajemen strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah kunci transformasi sekolah.
Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas Program Inkubasi
Guru Berbasis Continuous Improvement (PIG-CI) di SMPN Satu Atap Tanjung
Simpang, sebagai respons strategis terhadap perbedaan yang mencolok dari
kompetensi guru dan rendahnya minat belajar murid. PIG-CI mengintegrasikan
Lesson Study (LS) dan Coaching individual, berlandaskan siklus PDCA
(Plan-Do-Check-Act) dan didukung Teori Sumber Daya Berbasis Kompetensi (RBV).
Hasil studi kasus kualitatif menunjukkan bahwa PIG-CI berhasil menciptakan
budaya perbaikan berkelanjutan, yang berdampak langsung pada peningkatan
kompetensi guru dalam merancang pembelajaran interaktif. Dalam satu tahun
implementasi, terjadi peningkatan persentase siswa dengan minat belajar tinggi
sebesar [66,67]%,berdasarkan rapor pendidikan dan munculnya ambisi kolektif
guru yang terwujud dalam inisiatif program-program mandiri. PIG-CI membuktikan
bahwa investasi pada kapabilitas internal guru adalah strategi efektif untuk
meningkatkan mutu sekolah di daerah dengan sumber daya terbatas.
Pendahuluan
Kualitas pendidikan di sekolah
dengan status satu atap sering dihadapkan pada tantangan ganda: keterbatasan
sarana prasarana dan kebutuhan mendesak akan peningkatan profesionalisme guru
yang adaptif. SMPN Satu Atap Tanjung Simpang secara historis menghadapi isu
kualitas guru yang tidak merata dan data awal menunjukkan rendahnya minat
belajar siswa yang tercermin dari angka partisipasi pasif dalam kelas sebesar
[38,09]%, berdasarkan data raport pendidikan tahun 2025.
Untuk mengatasi hambatan tersebut,
manajemen sekolah merumuskan Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous
Improvement (PIG-CI). Program ini dirancang dengan tujuan strategis:
Memastikan semua guru memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang
adaptif terhadap tuntutan zaman dan kurikulum baru, yang secara langsung
berdampak pada peningkatan hasil belajar dan minat belajar murid.
PIG-CI beroperasi dalam kerangka
Manajemen Strategis di mana kompetensi guru diposisikan sebagai aset strategis
(RBV). Implementasinya mengadopsi prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dari
Continuous Improvement, diwujudkan melalui mekanisme Lesson Study (sebagai
ruang kolaborasi) dan Coaching (sebagai pendampingan individual). Artikel ini
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi PIG-CI dan menganalisis dampaknya
terhadap peningkatan mutu guru, minat belajar siswa, serta tumbuhnya ambisi
kolektif guru di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang.
II. Kajian Pustaka
A. Konsep Continuous Improvement dan Siklus PDCA
Continuous Improvement (Perbaikan Berkelanjutan) adalah
filosofi manajemen yang meyakini bahwa perbaikan kualitas harus bersifat
inkremental dan sistematis. Siklus PDCA
adalah model operasionalnya (Deming, 2000). Dalam konteks sekolah, PDCA memastikan bahwa setiap intervensi pengembangan guru didasarkan pada data (Check) dan menghasilkan tindakan korektif (Act) yang aplikatif.
B. Lasson Study dan Coacing untuk Pengembangan Profesional
Lesson Study (LS) memberikan ruang
bagi guru untuk berefleksi kolektif dan mendesain ulang pembelajaran
berdasarkan observasi langsung di kelas (open class) (Stigler &
Hiebert, 1999). Sementara itu, Coaching berfungsi sebagai tindak lanjut
personal yang fokus pada transfer keterampilan dari pelatihan ke praktik nyata,
memastikan keberhasilan transfer of training (Joyce & Showers,
2002).
C. Keterkaitan Kompetensi Guru dan Minat Belajar Siswa
Kompetensi guru, khususnya dalam
pengelolaan kelas dan desain pembelajaran interaktif (pedagogik), memiliki
korelasi signifikan dengan minat belajar siswa. Guru yang mampu menerapkan
model pembelajaran berbasis proyek atau diferensiasi cenderung menciptakan
lingkungan belajar yang lebih relevan dan menantang, yang secara langsung
memicu motivasi intrinsik dan ambisi guru yang positif terhadap kemajuan
sekolah (RBV).
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Implementasi PIG-CI dalam Siklus
Strategis
1. Formulasi Strategis (Plan)
Manajemen sekolah menetapkan target
peningkatan "Kualitas Pembelajaran Aktif" sebagai prioritas
strategis. Hasil Analisis Kebutuhan Guru (TNA) menunjukkan [Masukkan
Data]% guru masih mengandalkan ceramah. PIG-CI kemudian dirancang untuk
mengatasi gap tersebut dengan target peningkatan praktik mengajar
berbasis proyek sebesar [Target Angka]% dalam 1 tahun.
2. Mekanisme Pelaksanaan (Do)
PIG-CI dilaksanakan melalui proses terintegrasi:
- Lesson Study: Setiap guru diwajibkan berpartisipasi dalam dua siklus LS per semester. Fokus utama LS adalah eksperimen model pembelajaran yang memicu aktivitas dan kolaborasi siswa.
- Coaching Intensif: Kepala Sekolah dan Guru Inti (Master Teacher) yang telah dilatih memberikan coaching individual pasca-observasi LS, berfokus pada perbaikan spesifik dan personalisasi metode.
3. Evaluasi dan Pengendalian (Check & Act)
Evaluasi triwulanan (Check)
dilakukan melalui instrumen observasi yang fokus pada keterlibatan dan minat
siswa. Hasil evaluasi dianalisis untuk menentukan topik pelatihan/coaching
di periode selanjutnya (Act), memastikan program terus relevan.
B. Dampak PIG-CI: Peningkatan Minat
Belajar dan Ambisi Guru
1. Peningkatan Minat Belajar Siswa
Penggunaan Lesson Study dan Coaching menghasilkan perubahan nyata dalam praktik guru, yang kemudian berdampak pada siswa. Data akhir semester menunjukkan:
- Peningkatan persentase siswa yang aktif berpartisipasi dan bertanya di kelas (indikator minat belajar) dari [Angka Awal]38,09% menjadi [Angka Akhir]61,91%.
- Proyek-proyek akhir semester menunjukkan kualitas hasil kerja siswa yang lebih mendalam dan kolaboratif, membuktikan efektivitas guru dalam mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek.
2. Tumbuhnya Ambisi dan Inisiatif Kolektif Guru
Dampak PIG-CI yang paling signifikan adalah perubahan mindset dan ambisi guru. Lingkungan yang mendukung perbaikan berkelanjutan (PDCA) dan rasa memiliki terhadap kompetensi (RBV) mendorong:
- Inisiatif Mandiri: Guru secara sukarela membentuk kelompok belajar untuk menguasai aplikasi teknologi baru tanpa instruksi dari manajemen.
- Kolektivitas Profesi: Guru tidak lagi merasa terancam saat diobservasi, melainkan melihat Lesson Study sebagai forum peningkatan mutu dan kebanggaan bersama dalam memajukan sekolah yang sebelumnya dianggap hanya sekolah "satu atap." PIG-CI berhasil menciptakan budaya guru berambisi maju.
C. PIG-CI sebagai Strategi RBV yang
Berkelanjutan
Keberhasilan PIG-CI menguatkan Teori
RBV. Sekolah ini secara strategis mengubah tantangan (disparitas
kompetensi) menjadi kapabilitas inti melalui PIG-CI. Kompetensi yang
didapat guru melalui LS dan Coaching menjadi aset yang bernilai
(meningkatkan mutu), langka (tidak dimiliki sekolah lain), dan sulit
ditiru karena prosesnya terinternalisasi dalam budaya kerja kolektif
sekolah tersebut.
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous
Improvement (PIG-CI) adalah praktik baik manajemen strategis yang
transformatif di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang. Program ini tidak hanya
berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui integrasi Lesson
Study dan Coaching, tetapi juga berdampak signifikan pada
peningkatan minat belajar siswa dan menumbuhkan ambisi kolektif guru
untuk memajukan sekolah. PIG-CI membuktikan bahwa implementasi manajemen
strategis dengan fokus pada pengembangan SDM internal melalui siklus PDCA
adalah kunci keberhasilan sekolah di lingkungan dengan sumber daya terbatas.
B. Saran
- Bagi
Sekolah: PIG-CI perlu dipertahankan dan diperluas fokusnya pada integrasi
teknologi yang lebih mendalam.
- Bagi Pemerintah Daerah: Model PIG-CI sangat disarankan
untuk direplikasi di sekolah satu atap atau sekolah lain dengan tantangan
mutu serupa, sebagai model pengembangan profesional guru yang
berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Barney, J. B. (1991). Firm Resources and Sustained
Competitive Advantage. Journal of Management, 17(1), 99–120.
Deming, W. E. (2000). Out of the Crisis (1st
MIT Press ed.). The MIT Press.
Joyce, B., & Showers, B. (2002). Student
Achievement Through Staff Development (3rd ed.). ASCD.
Stigler, J. W., & Hiebert, J. (1999). The
Teaching Gap: Best Ideas from the World's Teachers for Improving Education in
the Classroom. Free Press.
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon