Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous Improvement (PIG-CI): Strategi Peningkatan Mutu Guru melalui Lesson Study dan Coaching di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang

- 21.08
advertise here

Oleh: Sisra Yosi (Guru SMPN 1 Atap Tanjung Simpang) 30 November 2025, 20:55 WIB 

Continuous Improvement

Tujuan Strategis: Memastikan semua guru memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang adaptif terhadap tuntutan zaman dan kurikulum baru, yang secara langsung berdampak pada peningkatan hasil belajar murid.

Latar Belakang: Tantangan kualitas guru yang tidak merata dan kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi dan pembelajaran berbasis proyek.

Abstrak

Manajemen strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah kunci transformasi sekolah. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous Improvement (PIG-CI) di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang, sebagai respons strategis terhadap perbedaan yang mencolok dari kompetensi guru dan rendahnya minat belajar murid. PIG-CI mengintegrasikan Lesson Study (LS) dan Coaching individual, berlandaskan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) dan didukung Teori Sumber Daya Berbasis Kompetensi (RBV). Hasil studi kasus kualitatif menunjukkan bahwa PIG-CI berhasil menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan, yang berdampak langsung pada peningkatan kompetensi guru dalam merancang pembelajaran interaktif. Dalam satu tahun implementasi, terjadi peningkatan persentase siswa dengan minat belajar tinggi sebesar [66,67]%,berdasarkan rapor pendidikan dan munculnya ambisi kolektif guru yang terwujud dalam inisiatif program-program mandiri. PIG-CI membuktikan bahwa investasi pada kapabilitas internal guru adalah strategi efektif untuk meningkatkan mutu sekolah di daerah dengan sumber daya terbatas.

Pendahuluan

Kualitas pendidikan di sekolah dengan status satu atap sering dihadapkan pada tantangan ganda: keterbatasan sarana prasarana dan kebutuhan mendesak akan peningkatan profesionalisme guru yang adaptif. SMPN Satu Atap Tanjung Simpang secara historis menghadapi isu kualitas guru yang tidak merata dan data awal menunjukkan rendahnya minat belajar siswa yang tercermin dari angka partisipasi pasif dalam kelas sebesar [38,09]%, berdasarkan data raport pendidikan tahun 2025.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, manajemen sekolah merumuskan Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous Improvement (PIG-CI). Program ini dirancang dengan tujuan strategis: Memastikan semua guru memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang adaptif terhadap tuntutan zaman dan kurikulum baru, yang secara langsung berdampak pada peningkatan hasil belajar dan minat belajar murid.

PIG-CI beroperasi dalam kerangka Manajemen Strategis di mana kompetensi guru diposisikan sebagai aset strategis (RBV). Implementasinya mengadopsi prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dari Continuous Improvement, diwujudkan melalui mekanisme Lesson Study (sebagai ruang kolaborasi) dan Coaching (sebagai pendampingan individual). Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi PIG-CI dan menganalisis dampaknya terhadap peningkatan mutu guru, minat belajar siswa, serta tumbuhnya ambisi kolektif guru di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang.

II. Kajian Pustaka

A. Konsep Continuous Improvement dan Siklus PDCA

Continuous Improvement (Perbaikan Berkelanjutan) adalah filosofi manajemen yang meyakini bahwa perbaikan kualitas harus bersifat inkremental dan sistematis. Siklus PDCA


adalah model operasionalnya (Deming, 2000). Dalam konteks sekolah, PDCA memastikan bahwa setiap intervensi pengembangan guru didasarkan pada data (Check) dan menghasilkan tindakan korektif (Act) yang aplikatif.

B. Lasson  Study   dan   Coacing untuk Pengembangan Profesional

Lesson Study (LS) memberikan ruang bagi guru untuk berefleksi kolektif dan mendesain ulang pembelajaran berdasarkan observasi langsung di kelas (open class) (Stigler & Hiebert, 1999). Sementara itu, Coaching berfungsi sebagai tindak lanjut personal yang fokus pada transfer keterampilan dari pelatihan ke praktik nyata, memastikan keberhasilan transfer of training (Joyce & Showers, 2002).

C. Keterkaitan Kompetensi Guru dan Minat Belajar Siswa

Kompetensi guru, khususnya dalam pengelolaan kelas dan desain pembelajaran interaktif (pedagogik), memiliki korelasi signifikan dengan minat belajar siswa. Guru yang mampu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek atau diferensiasi cenderung menciptakan lingkungan belajar yang lebih relevan dan menantang, yang secara langsung memicu motivasi intrinsik dan ambisi guru yang positif terhadap kemajuan sekolah (RBV).

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Implementasi PIG-CI dalam Siklus Strategis

1. Formulasi Strategis (Plan)

Manajemen sekolah menetapkan target peningkatan "Kualitas Pembelajaran Aktif" sebagai prioritas strategis. Hasil Analisis Kebutuhan Guru (TNA) menunjukkan [Masukkan Data]% guru masih mengandalkan ceramah. PIG-CI kemudian dirancang untuk mengatasi gap tersebut dengan target peningkatan praktik mengajar berbasis proyek sebesar [Target Angka]% dalam 1 tahun.

2. Mekanisme Pelaksanaan (Do)

PIG-CI dilaksanakan melalui proses terintegrasi:

  • Lesson Study: Setiap guru diwajibkan berpartisipasi dalam dua siklus LS per semester. Fokus utama LS adalah eksperimen model pembelajaran yang memicu aktivitas dan kolaborasi siswa.
  • Coaching Intensif: Kepala Sekolah dan Guru Inti (Master Teacher) yang telah dilatih memberikan coaching individual pasca-observasi LS, berfokus pada perbaikan spesifik dan personalisasi metode.

3. Evaluasi dan Pengendalian (Check & Act)

Evaluasi triwulanan (Check) dilakukan melalui instrumen observasi yang fokus pada keterlibatan dan minat siswa. Hasil evaluasi dianalisis untuk menentukan topik pelatihan/coaching di periode selanjutnya (Act), memastikan program terus relevan.

B. Dampak PIG-CI: Peningkatan Minat Belajar dan Ambisi Guru

1. Peningkatan Minat Belajar Siswa

Penggunaan Lesson Study dan Coaching menghasilkan perubahan nyata dalam praktik guru, yang kemudian berdampak pada siswa. Data akhir semester menunjukkan:

  • Peningkatan persentase siswa yang aktif berpartisipasi dan bertanya di kelas (indikator minat belajar) dari [Angka Awal]38,09% menjadi [Angka Akhir]61,91%.
  • Proyek-proyek akhir semester menunjukkan kualitas hasil kerja siswa yang lebih mendalam dan kolaboratif, membuktikan efektivitas guru dalam mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek.

2. Tumbuhnya Ambisi dan Inisiatif Kolektif Guru

Dampak PIG-CI yang paling signifikan adalah perubahan mindset dan ambisi guru. Lingkungan yang mendukung perbaikan berkelanjutan (PDCA) dan rasa memiliki terhadap kompetensi (RBV) mendorong:

  • Inisiatif Mandiri: Guru secara sukarela membentuk kelompok belajar untuk menguasai aplikasi teknologi baru tanpa instruksi dari manajemen.
  • Kolektivitas Profesi: Guru tidak lagi merasa terancam saat diobservasi, melainkan melihat Lesson Study sebagai forum peningkatan mutu dan kebanggaan bersama dalam memajukan sekolah yang sebelumnya dianggap hanya sekolah "satu atap." PIG-CI berhasil menciptakan budaya guru berambisi maju.

C. PIG-CI sebagai Strategi RBV yang Berkelanjutan

Keberhasilan PIG-CI menguatkan Teori RBV. Sekolah ini secara strategis mengubah tantangan (disparitas kompetensi) menjadi kapabilitas inti melalui PIG-CI. Kompetensi yang didapat guru melalui LS dan Coaching menjadi aset yang bernilai (meningkatkan mutu), langka (tidak dimiliki sekolah lain), dan sulit ditiru karena prosesnya terinternalisasi dalam budaya kerja kolektif sekolah tersebut.


V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Program Inkubasi Guru Berbasis Continuous Improvement (PIG-CI) adalah praktik baik manajemen strategis yang transformatif di SMPN Satu Atap Tanjung Simpang. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui integrasi Lesson Study dan Coaching, tetapi juga berdampak signifikan pada peningkatan minat belajar siswa dan menumbuhkan ambisi kolektif guru untuk memajukan sekolah. PIG-CI membuktikan bahwa implementasi manajemen strategis dengan fokus pada pengembangan SDM internal melalui siklus PDCA adalah kunci keberhasilan sekolah di lingkungan dengan sumber daya terbatas.

B. Saran

  1. Bagi Sekolah: PIG-CI perlu dipertahankan dan diperluas fokusnya pada integrasi teknologi yang lebih mendalam.
  2. Bagi Pemerintah Daerah: Model PIG-CI sangat disarankan untuk direplikasi di sekolah satu atap atau sekolah lain dengan tantangan mutu serupa, sebagai model pengembangan profesional guru yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Barney, J. B. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management, 17(1), 99–120.

Deming, W. E. (2000). Out of the Crisis (1st MIT Press ed.). The MIT Press.

Joyce, B., & Showers, B. (2002). Student Achievement Through Staff Development (3rd ed.). ASCD.

Stigler, J. W., & Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World's Teachers for Improving Education in the Classroom. Free Press.


Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search

Catatan: