![]() |
Ilustrasi Menulis di Blog (Sumber: pixelab.com) |
Gerakan literasi sekolah (GLS) sudah cukup lama dilakukan, tepatnya setelah dikeluarkannya Permen No 23 Tahun 2015 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tentang penumbuhan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Gerakan literasi sekolah yang telah lama dilakukan tersebut dalam aplikasinya memiliki beberapa tahapan. Pertama, tahap pembiasaan, tahap ini menuntut sekolah untuk menerapkan kegiatan membaca buku nonpelajaran selama 10-15 menit sebelum belajar.
Kedua, tahap pengembangan, tahap ini menuntut peserta didik menunjukan
keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca dan menulis tanpa ada
penilaian secara akademik. Ketiga, tahap pembelajaran, tahap ini menekankan
pada pelaksanaan literasi di semua mata pelajaran yang ditambah dengan tagihan
akademik.
Saat ini setelah hampir sewindu (8 tahun) gerakan literasi sekolah
dicetuskan oleh kementrian pendidikan Indonesia, gerakan literasi sekolah dapat
dikatakan sudah melekat dan mengakar, bahkan tahapannya bukan lagi pada tiga
tahap pengembangan di atas, namun sudah meloncat kearah pembentukan komunitas
literasi dan produk literasi (ekspresi literasi) sekolah.
Ekstrakulikuler jurnalistik, tim jurnalistik, duta literasi sekolah, duta
perpustakaan atau program literasi sekolah seperti, gebyar literasi, menerbitkan
buku antalogi siswa dan guru, pohon literasi, mading digital, bercerita, medongeng,
berpantun sangat masif dilakukan di sekolah-sekolah termasuk di Kabupaten
Bangka Selatan.
Bahkan untuk memaksimalkan gerakan literasi sekolah, sering sekolah
mengundang penggiat literasi atau praktisi dalam kegiatan literasi atau
wartawan untuk memotivasi dan menggerakan guru dan murid berekspresi dalam beragam
karya tulis seperti, cerpen, puisi, opini, feature, atau karya tulis lainnya.
Hal itu dilakukan bukan hanya untuk membiasakan namun untuk membudayakan
kegiatan literasi (keaksaraan) di sekolah, sehingga menjadikan sekolah sebagai
tempat belajar sepanjang hayat dengan membudayakan aktifitas membaca dan
menulis (literasi) sebagai jantung aktfitas pada kegiatan di sekolah.
Namun, kegiatan literasi tersebut kadang tidak berjalan sebagaimana yang
telah direncanakan, banyak sekolah kadang “mandek” atau stagnan dalam gerakan
literasi sekolah karena sudah mencapai batas atau titik jenuh dalam aplikasi
gerakan literasi sekolah. Hal itu biasanya karena terbenturnya ide dalam
pengembangan gerakan literasi sekolah.
Sehingga gerakan literasi sekolah akan perlahan kembali ke titik nol,
terlebih kebanyakan ide atau gagasan literasi yang dipublikasikan lebih pada
karya buku yang sangat minim penyebarluasannya kepada khalayak ramai atau
kadang hanya khalayak tertentu yang bisa mengakses buku tersebut karena
terbatasnya eksemplar yang dicetak.
Sehingga terjadi eksklusifitas terkait sekolah yang melaksanakan gerakan
literasi sekolah dan tidak semua sekolah bisa mengikutinya. Hal itu disebabkan
karena kurangnya interaksi dan komunikasi antar komunitas sekolah dalam
mengembangkan gerakan literasi sekolah yang mendukung koloborasi dalam gerakan literasi
antar sekolah.
Oleh karena itu, untuk merawat gerakan literasi yang sudah dilakukan di
sekolah tersebut, penulis mencoba untuk menginisiasi suatu program literasi
dengan nama “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas). Program
tersebut dimaksudkan untuk menghimpun karya literasi (ekspresi literasi) antar
komunitas sekolah (guru dan peserta didik) di Bangka Selatan yang kemudian di publikasikan
melalui media Blogger.
Selain melakukan publikasi dengan adanya koloborasi antar komunitas
sekolah dalam gerakan literasi melalui program KELEKAK tersebut, juga diharapkan
adanya kontinyunitas publikasi karya literasi sekolah yang dihimpun dari
berbagai sekolah untuk bisa dipublikasi dan dinikmati oleh khalayak ramai
(masyarakat).
Sehingga selain dalam rangka melakukan gerakan literasi sekolah dengan
basis koloborasi antar komunitas sekolah, juga diharapkan mampu untuk menumbuhkan
minat baca masyarakat (khalayak ramai) ketika karya tersebut diposting dan
didistribusikan baik melalui akun whatsapp, facebook, telegram, atau istagram.
Utamanya adalah adanya respon terhadap ekspresi literasi yang dibuat antar
komunitas tersebut sehingga terjadi interaksi antara tulisan dan pembaca untuk
melakukan evaluasi dan refleksi program terkait kebermanfatanya dan terus
menghidupkan semangat gerakan literasi sekolah tersebut.
Adapun ekspresi literasi yang dapat dimuat dalam program “KELEKAK” (Kegiatan
Literasi Eksploratif Antar Komunitas) tersebut adalah Artikel Pendidikan,
Bahasa Daerah, Berita, Budaya, Cerita Daerah, Cerpen, Feature, Hikmah, Lagu
Daerah, Opini, Pantun, pendidikan, puisi dan wisata. Ekspresi literasi tersebut
kemudian dikemas dalam tampilan blog yang interaktif sehingga memudahkan
pembaca atau khalayak ramai untuk mengaksesnya dan membacanya.
Terlebih setelah penulis mempelajari peran dan nilai guru penggerak, terkait
peran guru dalam menggerakan komunitas praktisi dan mendorong koloborasi antar
guru serta nilai guru penggerak terkait inovatif, koloboratif, berpihak pada
murid dan reflektif. Penulis lebih bersemangat lagi untuk melakukan program
tersebut pada aksi nyata yang dilakukan.
Adapun implementasi dalam publikasi ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas)adalah:
- Penulis membuat blog dengan tampilan yang iteraktif, mudah diakses dan digunakan oleh penulis dan pembaca.
- Penulis melakukan promosi program dengan melakukan komunikasi dan koloborasi dengan komunitas sekolah terkait rencana gerakan literasi melalui program KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksplorasif Antar Komunitas).
- Mengajak komunitas sekolah untuk meproduksi dan mempublikasi hasil ekspresi llterasi dalam bentuk, Bahasa Daerah, Berita, Budaya, Cerita Daerah, Cerpen, Feature, Hikmah, Lagu Daerah, Opini, Pantun, pendidikan, puisi dan wisata melalui blog yang penulis buat dengan nama akun blog Guru Nulis (Kelekak Media).
- Melakukan review karya, karya tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, bullying dan politik praktis sehingga ekspresi literasi yang dihasilkan harus lebih bersifat informasi positif sehingga mampu untuk mengundang minat pembaca pada arah hal yang baik dan bermanfaat.
- Melakukan publikasi ekspresi literasi melalui akun blog Guru Nulis (Kelekak Media) yang dapat diakses pada laman https://gurunulis08.blogspot.com/.
Berdasarkan implementasi atas solusi yang dilakukan dalam kegiatan
publikasi ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan
Literasi Eksploratif Antar Komunitas) penulis bersama dengan komunitas merefleksi
program yang dilakukan.
Adapun hasil dari refleksi tersebut adalah 1) adanya ekspresi literasi
sekolah yang terhimpun dan telah dipublikasikan melalui blog Guru Nulis
(Kelekak Media) sebayak 47 karya, 2) program kelekak mendapatkan respon positif
dimana dari pertama diluncurkan pada bulan januari hingga saat ini sudah
diakses sebanyak 11495 pembaca, dan 3) perlu masifnya promosi program dengan
melakukan pendekatan kepada komunitas sekolah terutama kepala sekolah untuk mendukung
dan berpartisipasi dalam program tersebut.
Ayo berkoloborasi dalam kegiatan ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas)dengan mengakses laman https://gurunulis08.blogspot.com/ dan klik pada halaman kontak untuk mengirimkan ekspresi literasi sekolah anda. Salam literasi.
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon