Publikasi Ekspresi Literasi Melalui Program KELEKAK

- 22.00
advertise here
Oleh: Agustian Deny Ardiansyah, S.Pd (Guru SMP Negeri 2 Tukak Sadai)
Rabu, 30 Oktober 2024, 21:55 WIB  

Ilustrasi Menulis di Blog (Sumber: pixelab.com)

Gerakan literasi sekolah (GLS) sudah cukup lama dilakukan, tepatnya setelah dikeluarkannya Permen No 23 Tahun 2015 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tentang penumbuhan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Gerakan literasi sekolah yang telah lama dilakukan tersebut dalam aplikasinya memiliki beberapa tahapan. Pertama, tahap pembiasaan, tahap ini menuntut sekolah untuk menerapkan kegiatan membaca buku nonpelajaran selama 10-15 menit sebelum belajar.

Kedua, tahap pengembangan, tahap ini menuntut peserta didik menunjukan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca dan menulis tanpa ada penilaian secara akademik. Ketiga, tahap pembelajaran, tahap ini menekankan pada pelaksanaan literasi di semua mata pelajaran yang ditambah dengan tagihan akademik.

Saat ini setelah hampir sewindu (8 tahun) gerakan literasi sekolah dicetuskan oleh kementrian pendidikan Indonesia, gerakan literasi sekolah dapat dikatakan sudah melekat dan mengakar, bahkan tahapannya bukan lagi pada tiga tahap pengembangan di atas, namun sudah meloncat kearah pembentukan komunitas literasi dan produk literasi (ekspresi literasi) sekolah.

Ekstrakulikuler jurnalistik, tim jurnalistik, duta literasi sekolah, duta perpustakaan atau program literasi sekolah seperti, gebyar literasi, menerbitkan buku antalogi siswa dan guru, pohon literasi, mading digital, bercerita, medongeng, berpantun sangat masif dilakukan di sekolah-sekolah termasuk di Kabupaten Bangka Selatan.

Bahkan untuk memaksimalkan gerakan literasi sekolah, sering sekolah mengundang penggiat literasi atau praktisi dalam kegiatan literasi atau wartawan untuk memotivasi dan menggerakan guru dan murid berekspresi dalam beragam karya tulis seperti, cerpen, puisi, opini, feature, atau karya tulis lainnya.

Hal itu dilakukan bukan hanya untuk membiasakan namun untuk membudayakan kegiatan literasi (keaksaraan) di sekolah, sehingga menjadikan sekolah sebagai tempat belajar sepanjang hayat dengan membudayakan aktifitas membaca dan menulis (literasi) sebagai jantung aktfitas pada kegiatan di sekolah.


Namun, kegiatan literasi tersebut kadang tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan, banyak sekolah kadang “mandek” atau stagnan dalam gerakan literasi sekolah karena sudah mencapai batas atau titik jenuh dalam aplikasi gerakan literasi sekolah. Hal itu biasanya karena terbenturnya ide dalam pengembangan gerakan literasi sekolah.

Sehingga gerakan literasi sekolah akan perlahan kembali ke titik nol, terlebih kebanyakan ide atau gagasan literasi yang dipublikasikan lebih pada karya buku yang sangat minim penyebarluasannya kepada khalayak ramai atau kadang hanya khalayak tertentu yang bisa mengakses buku tersebut karena terbatasnya eksemplar yang dicetak.

Sehingga terjadi eksklusifitas terkait sekolah yang melaksanakan gerakan literasi sekolah dan tidak semua sekolah bisa mengikutinya. Hal itu disebabkan karena kurangnya interaksi dan komunikasi antar komunitas sekolah dalam mengembangkan gerakan literasi sekolah yang mendukung koloborasi dalam gerakan literasi antar sekolah.

Oleh karena itu, untuk merawat gerakan literasi yang sudah dilakukan di sekolah tersebut, penulis mencoba untuk menginisiasi suatu program literasi dengan nama “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas). Program tersebut dimaksudkan untuk menghimpun karya literasi (ekspresi literasi) antar komunitas sekolah (guru dan peserta didik) di Bangka Selatan yang kemudian di publikasikan melalui media Blogger.  

Selain melakukan publikasi dengan adanya koloborasi antar komunitas sekolah dalam gerakan literasi melalui program KELEKAK tersebut, juga diharapkan adanya kontinyunitas publikasi karya literasi sekolah yang dihimpun dari berbagai sekolah untuk bisa dipublikasi dan dinikmati oleh khalayak ramai (masyarakat).

Sehingga selain dalam rangka melakukan gerakan literasi sekolah dengan basis koloborasi antar komunitas sekolah, juga diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat baca masyarakat (khalayak ramai) ketika karya tersebut diposting dan didistribusikan baik melalui akun whatsapp, facebook, telegram, atau istagram.

Utamanya adalah adanya respon terhadap ekspresi literasi yang dibuat antar komunitas tersebut sehingga terjadi interaksi antara tulisan dan pembaca untuk melakukan evaluasi dan refleksi program terkait kebermanfatanya dan terus menghidupkan semangat gerakan literasi sekolah tersebut.  

Adapun ekspresi literasi yang dapat dimuat dalam program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas) tersebut adalah Artikel Pendidikan, Bahasa Daerah, Berita, Budaya, Cerita Daerah, Cerpen, Feature, Hikmah, Lagu Daerah, Opini, Pantun, pendidikan, puisi dan wisata. Ekspresi literasi tersebut kemudian dikemas dalam tampilan blog yang interaktif sehingga memudahkan pembaca atau khalayak ramai untuk mengaksesnya dan membacanya.

Terlebih setelah penulis mempelajari peran dan nilai guru penggerak, terkait peran guru dalam menggerakan komunitas praktisi dan mendorong koloborasi antar guru serta nilai guru penggerak terkait inovatif, koloboratif, berpihak pada murid dan reflektif. Penulis lebih bersemangat lagi untuk melakukan program tersebut pada aksi nyata yang dilakukan.

Adapun implementasi dalam publikasi ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas)adalah:

  1. Penulis membuat blog dengan tampilan yang iteraktif, mudah diakses dan digunakan oleh penulis dan pembaca.
  2. Penulis melakukan promosi program dengan melakukan komunikasi dan koloborasi dengan komunitas sekolah terkait rencana gerakan literasi melalui program KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksplorasif Antar Komunitas).
  3. Mengajak komunitas sekolah untuk meproduksi dan mempublikasi hasil ekspresi llterasi dalam bentuk, Bahasa Daerah, Berita, Budaya, Cerita Daerah, Cerpen, Feature, Hikmah, Lagu Daerah, Opini, Pantun, pendidikan, puisi dan wisata melalui blog yang penulis buat dengan nama akun blog Guru Nulis (Kelekak Media).
  4. Melakukan review karya, karya tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, bullying dan politik praktis sehingga ekspresi literasi yang dihasilkan harus lebih bersifat informasi positif sehingga mampu untuk mengundang minat pembaca pada arah hal yang baik dan bermanfaat.
  5. Melakukan publikasi ekspresi literasi melalui akun blog Guru Nulis (Kelekak Media) yang dapat diakses pada laman https://gurunulis08.blogspot.com/.

Berdasarkan implementasi atas solusi yang dilakukan dalam kegiatan publikasi ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas) penulis bersama dengan komunitas merefleksi program yang dilakukan.

Adapun hasil dari refleksi tersebut adalah 1) adanya ekspresi literasi sekolah yang terhimpun dan telah dipublikasikan melalui blog Guru Nulis (Kelekak Media) sebayak 47 karya, 2) program kelekak mendapatkan respon positif dimana dari pertama diluncurkan pada bulan januari hingga saat ini sudah diakses sebanyak 11495 pembaca, dan 3) perlu masifnya promosi program dengan melakukan pendekatan kepada komunitas sekolah terutama kepala sekolah untuk mendukung dan berpartisipasi dalam program tersebut.

Ayo berkoloborasi dalam kegiatan ekspresi literasi sekolah melalui program “KELEKAK” (Kegiatan Literasi Eksploratif Antar Komunitas)dengan mengakses laman https://gurunulis08.blogspot.com/ dan klik pada halaman kontak untuk mengirimkan ekspresi literasi sekolah anda. Salam literasi.

Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
$-)
(y)
x-)
(k)
 

Start typing and press Enter to search

Catatan: