![]() |
Ilustrasi Catatan (Sumber: www.istockphoto.com) |
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di sekolah
tak terlepas dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Hal itu dikarenakan
dasar dari Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah adalah buah pikiran Ki
Hajar Dewantara terkait “Pendidikan yang menghamba pada murid”.
Pendidikan yang menghamba pada murid adalah
pendidikan yang memfasilitasi potensi murid untuk dapat menembalkan lakunya
sehingga murid mampu memunculkan student agency (kepemimpinan murid) pada
dirinya.
Selain itu, pendidikan yang menghamba pada murid
adalah pendidikan yang mengakomodir kebutuhan murid dengan menciptakan
lingkungan belajar positif berdasarkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
SMP Negeri 2 Lepar merupakan salah satu sekolah
yang terletak di Desa Tanjung Sangkar, Kecamatan Lepar, Kabupaten Bangka
Selatan. SMP Negeri 2 Lepar secara geografis terpisah dari daratan utama Pulau
Bangka yang dapat diakses melalui jalur darat dan laut dengan sarana dan prasarana
sekolah yang cukup memadai.
SMP Negeri 2 Lepar memiliki latar belakang murid
beragam yang berasal dari Desa Tanjung Sangkar dan Desa Kumbung serta Pulau
kecil disekitar pulau Lepar yang masih satu administrasi dengan desa Kumbung
yaitu Pulau Kelapan.
Selain dari segi administrasi wilayah. Keberagaman
siswa SMP Negeri 2 Lepar juga terlihat dari asal suku murid yang didominasi
oleh suku Melayu dan Bugis. Orangtua murid sebagian besar berprofesi sebagai
nelayan dan pekebun.
SMP Negeri 2 Lepar merupakan sekolah yang terdiri
dari 6 kelas utama dan dalam proses pembelajaran masih berpatokan pada kurikulum
2013 dan belum mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar dalam struktur
kurikulum sekolah pada semester 2 Tahun 2023 ini.
Terkhusus pada pembelajaran IPS kelas IX di SMP
Negeri 2 Lepar, murid harus bergantian meminjam buku IPS kelas IX ke
perpustakaan sekolah saat pembelajaran berlangsung.
Hal itu
disebabkan karena jumlah buku IPS yang tersedia untuk belajar murid sangat
minim, dimana jumlah buku IPS yang ada tak sebanyak siswa kelas IX yang
berjumlah empat puluhan (40) an siswa.
Atas kondisi tersebut, untuk membekali murid pada
materi ajar IPS yang sedang dipelajari, guru meminta murid untuk membaca buku
IPS yang tersedia atau mencatat materi ajar IPS yang sedang dipelajari.
Hal itu dimaksudkan agar murid memiliki bahan
bacaan atau materi ketika mengerjakan tugas di rumah atau mempersiapkan materi untuk
ulangan atau ujian, dengan harapan materi ajar IPS yang ditulis memberikan pengalaman
belajar bermakna bagi murid.
Alih-alih memberikan pengalaman bermakna, murid
menjadi lebih cepat bosan dengan cara mencatat tersebut, terlebih cara tersebut
tidak mengakomodir kebutuhan atau keinginan murid, karena pada proses mencatat
murid sering bermalas-malasan dan mengeluh.
Bahkan, setalah Saya amati, ketika murid melakukan
aktifitas mencatat, murid “hanya mencatat” apa yang di buku tanpa proses membaca
bermakna pada teks yang sedang ditulis. Seolah-olah murid hanya mematuhi
perintah guru untuk mencatat materi ajar IPS yang sedang dipelajari.
Merenung pada kejadian tersebut, maka Saya
melakukan refleksi berdasarkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara pada renungan
“pendidikan yang menghamba pada murid” untuk menemukan solusi dan memunculkan studen
agency berdasarkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
Perenungan tersebut kemudian menjadi bahan
refleksi bersama dengan murid tantang kegiatan mencatat yang diinginkan murid di
kelas IX SMP Negeri 2 Lepar dengan mendengarkan suara, pilihan, dan kepemilikan
murid.
Berdasarkan refleski yang dilakukan dengan murid tersebut, kemudian tercetuslah suatu program yang berasal dari suara, pilihan, dan kepemilikan murid terkait dengan catatan interaktif pada pembelajaran IPS dengan nama program “MENAMU ” (Mecatat Ala Murid).
Hasil Program MENAMU "Mencatata Ala Murid". Sumber: (Dok. Pribadi) |
Program MENAMU (Mecatat Ala Murid) adalah program yang dilakukan pada pembelajaran IPS untuk
menyiasati kejenuhan murid dalam mencatat materi ajar IPS dikarenakan kurangnya
buku mata pelajaran IPS.
Program MENAMU (Mecatat Ala Murid) adalah program yang dilakukan pada pembelajaran IPS untuk
menyiasati kejenuhan murid dalam mencatat materi ajar IPS dikarenakan kurangnya
buku mata pelajaran IPS.
Program MENAMU (Mecatat Ala Murid) dipilih karena berasal dari suara,
pilihan, dan kepemilikan murid dengan tujuan untuk memfasilitasi murid dalam
mengembangkan kreatifitas, kemandirian, dan berfikir kritis pada pengelolaan
materi ajar IPS sehingga memunculkan studen agency serta disiplin
positif pada pembelajaran IPS sesuai dengan sosial emosianal murid.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada Program
MENAMU (Mencataat Ala Murid) adalah dengan;
- Berdiskusi dengan murid tentang bentuk catatan yang digunakan dalam mengelola materi ajar IPS yang mampu meningkatkan daya kreatifitas, kemandirian, dan berfikir kritis murid.
- Murid memilih cara yang mereka sukai dalam mengelola materi ajar IPS dalam catatan yang mampu meningkatkan kreatifitas, kemandirian, dan berfikir kritis (komik, mind-map, infografis, poster, dan media lain).
- Murid membuat catatat yang akan mereka buat dalam mengelola materi ajar IPS dengan cara yang mereka inginkan (bisa dalam bentuk komik, inforafis, poster, mind-map) atau cara mencatat yang murid sukai.
- Membebaskan murid dalam mengkreasi catatan
terkait pengelolan materi ajar IPS pada program MENAMU (Mecatat Ala Murid) baik dalam bentuk warna, gambar, atau ornamen.Bahkan untuk mengatasi tantangan yang terjadi
selama berlangsungnya program, Saya memberikan berbagai contoh atau bentuk
catatan dari komik, mind-map, infografis, poster, dan media lain untuk menambah
daya kreasi murid dalam melakukan implementasi program MENAMU (Mecatat Ala Murid).
- Murid merasa senang dengan adanya program MENAMU (Mecatat Ala Murid) tersebut.
- Murid dapat mengekspresikan ide, gagasan, dan kreatifitas, pada proses mencatat ala murid pada materi ajar IPS dengan ekspresi yang murid sukai, baik dalam bentuk komik, mind-map, infografis, poster dan media lain.
- Adanya proses membaca bermakna, karena sebelum menungkan ide dan gagasan terkait materi ajar yang sedang dipelajari dalam bentuk komik, mind-map, infografis, poster dan media lain murid membaca terlebih dahulu dan memilih poin-poin penting pada sumber bacaan.
- Nilai evaluasi materi ajar IPS cendrung baik dan menunjukan peningkatan.
- Murid memiliki catatan materi ajar IPS sesuai dengan cara yang murid ingankan.
Implementasi program yang telah Saya lakukan
dengan murid kelas IX SMP Negeri 2 Lepar ini semoga dapat menjadi gagasan baru
dan segar terkait berbagai praktik baik pada iklim merdeka belajar utamanya
pada aktifitas pembelajaran di kelas dan sekolah. Terimakasih.
1 comments:
Inspiratif Pak
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon