Oleh: Ummi Sulis (Guru SD Negeri 3 Pulau Besar)
18 Oktober 2025, 07:25 WIB
![]() |
Ilustrasi Makan Buah Naga (Sumber: MetaAi) |
Di awal musim penghujan, terlihat banyak sekali putik-putik bakal buah bermunculan. Jambu, rambutan, matoa, mangga, lengkeng, tak ketinggalan buah naga juga menyumbangkan kebahagiaan tersendiri bagi yang menanamnya. Bahkan khusus buah naga, tak mengenal musim, terus menerus berbuah. Terlihat sudah banyak yang tua siap dipetik.
"Yey, dapat dua buah naga mateng," sorak Abang Avicenna gembira.
"Minta satu, Bang," rengek Adek.
"Masih ada, kok, di batangnya." Abang menunjuk batang buah naga yang dipenuhi bunga indah seperti Wijayakusuma. Cantik sekali.
"Pelit!" Adek ngedumel.
"Ish, sewot! Kemarin siapa yang makan buah naga gak bagi-bagi? Dimintai gak boleh," ujar Abang.
"Ya, kan terlanjur masuk mulut. Awas ya!" Adek berlalu ke kumpulan batang buah naga.
Ternyata ada beberapa yang sudah semburat merah, langsung dipetik, ada 3 buah. Dengan gembira, Adek memamerkan buah naga yang dipetiknya pada Abang. Mumpung panas, buah yang baru dipetik langsung dijemurnya.
"Ngapa dijemur, Dek?" tanya Abang.
"Biar cepat Mateng, nanti sore dimakan."
"Ish, emang mau dimakan semua?" tanya Abang lagi.
"Iyalah, biar gak diminta!" tukas Adek.
"Ih, sewot, ni satu untukmu, Dek," baru diolok aja udah baper." Abang menghampiri adeknya, memberikan sebuah yang dipetiknya tadi.
"Gak usah, Bang, aku udah ada, tu, tiga!" Pura-pura melengos, tetapi tetap melirik karena warna merahnya yang menggoda.
"Udah, ambil aja ini, gak usah melirik-lirik kayak gitu," Abang kembali mengusili Adek. Sedangkan Abang, sudah membelah buah naga merah itu, memakannya di hadapan Adek dengan suara sssp, sssp, yang bikin ngiler.
Dengan mulut menelan air liur, disambarlah buah naga di tangan Abang, membelahnya dengan pisau, kemudian memakannya dengan lahap. _Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kaudustakan_. Abang tertawa menyaksikan.
Akibat kena panas, buah naga yang dijemur Adek menjadi terlihat merah kulitnya. Dengan semangat, diambillah buah tersebut, dibawa masuk dan dipamerkan pada Abang yang sedang nonton film di laptop.
"Hmmm," ucap Abang, tangannya diulurkan tanda minta.
"Satu, ya," ucap Adek memberikan buah naga itu ke tangan Abang.
Dua beradik itu pun makan buah naga di depan laptop sambil nonton film "Blue Bird", film animasi tentang burung langka.
"Wah, pada makan buah, ya, Abi, kok, gak dibagi?" ujar Abi saat lewat di ruang tengah. Abi mau ke dapur mengambil minum.
"Telat, Bi, hehe, udah ditelan semua," jawab Adek. Anak itu sangat suka dengan buah naga, makanya seberapa pun habis.
Film yang ditonton sudah selesai, tiba-tiba Adek berlari ke WC. Tak begitu lama terdengar teriakannya.
"Abi ...! Hu hu hu, pipis Adek kayak darah, hu hu hu," jerit Adek dari dalam WC.
Abi pun lekas menjumpai Adek, gelas minum yang dibawanya diletakkan sembarangan di atas meja. Dengan ekspresi panik Abi menggedor pintu WC.
"Dek, kenapa? Adek pipis darah, ya?, gimana? Coba dibersihkan dulu, terus keluar WC, biar Abi lihat , jangan disiram dulu WC-nya." Abi berkata panik.
"Hu hu hu, udah masuk ke dalam WC pipisnya, kan disiram waktu tadi _cebok_." Adek keluar dari WC dengan wajah penuh air mata.
"Ya, udah, kita ke dalam dulu," bujuk Abi. "Bang, ajak Adek ke dalam, Bang, Abi mau nengok pipis Adek yang di WC dulu."
"Iya, Bi." Abang menggandeng tangan Adek yang masih menangis.
"Iya, merah, tapi bukan merah darah, bisa jadi karena sudah disiram dengan air tadi," ujar Abi setelah memeriksa WC.
"Pipisnya kok, merah, Bi?" tanya Adek.
"Waktu pipis tadi, sakit gak, Dek?" tanya Abang.
"Enggak." Adek menjawab sambil menggelengkan kepalanya.
"Hmmm, kalau enggak sakit, berarti bukan penyakit, Dek." ulas Abi.
Tiba-tiba Ummi datang membawa belanjaan. Ummi barusan dari warung membeli beras dan kebutuhan lainnya.
"Kenapa ini, tumben akrab? Biasanya saling olok?" sapa Ummi heran.
"Pipis Adek warna ya merah, Mi," lapor Abang.
"Merah darah?" tanya Ummi bingung.
"Ya, pokoknya merah, Mi," jawab Abang.
"Emang Adek minum apa?" tanya Ummi lagi.
"Enggak minum, cuma makan." Adek menjawab resah.
"Makan apa, Dek?" tanya Ummi khawatir.
"Makan buah naga," jawab Adek.
"Oh, hahaha, gak apa itu, aman," ujar Ummi tertawa, kemudian memegang pucuk kepala Adek.
"Aman gimana, Mi? Kalau merah terus kan gak baik? Kenapa Ummi tertawa?" tanya Adek bertubi.
"Hmmm, begini Dek, makan buah naga memang bisa bikin pipis jadi berwarna kemerahan atau merah muda. Hal ini karena buah naga mengandung pigmen anthocyanin yang tidak berbahaya bagi tubuh, namun dapat dikeluarkan ke pipis dengan tampakan kemerahan. Biasanya setelah 3-6 jam mengonsumsi buah tersebut, pipis dapat berubah warna menjadi merah muda, dan setelah 24 jam konsumsi buah terakhir, pipis akan perlahan berubah menjadi warna sebelumnya," jelas Ummi. "Gimana perasaannya sekarang?"
"Oh, pantesan Adek pipisnya merah. Dari kemarin makan buah naga ya, sih ." Abang manggut-manggut, sedangkan Adek cengar-cengir.
"Nah, jadi gak-apa-apa, ya. Jangan banyak-banyak makan buahnya. Secukupnya saja. Tinja dan urine menjadi merah setelah makan buah naga karena pigmen alami berwarna merah pada buah tersebut, yang dikenal sebagai betahiasin, tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh tubuh dan dikeluarkan melalui urin dan feses. Kondisi ini normal dan tidak berbahaya, serta warna akan kembali seperti semula setelah buah naga tidak lagi dikonsumsi." Abi menambahkan penjelasan Ummi.
"Iya, iya, jelas sekarang. Terima kasih Ummi dan Abi untuk pencerahannya," sungkem Adek dengan gaya kocaknya.
Mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa. Adek dan Abang kembali merencanakan kegiatan liburan akhir pekan mereka yang tertunda.
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon