Oleh: Jasman, S.Pd., M.Pd (Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Lepar)
Senin 1 Maret 2023, 05:36 WIB
Bahkan ia bisa menjelma bak seorang Bung Tomo yang mampu mengkobarkan api semangat arek-arek Surabaya.
Yang mampu menggetarkan jiwa rakyat Surabaya.
Yang mampu menggerakkan raga rakyat untuk berjuang bersama melawan kolonial.
Guru provokator harus menjelma sebagai seorang Sukarno yang memiliki orasi yang mampu memberikan semangat kebangsaan bagi sleuruh rakyat Indonesia.
Tidak perlu diragukan bahwa guru-guru di Indonesia sebenarnya mampu melakukan aktivitas-aktivitas keprofesionalannya dengan baik.
Tidak perlu diragukan bahwa guru-guru di Indonesia sebenarnya mampu melakukan aktivitas-aktivitas keprofesionalannya dengan baik.
Guru pasti bisa menulis.
Guru diyakini sudah bisa meneliti. Pada prinsipnya, statuta legal formal di Indonesia mewajibkan guru harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana.
Dengan modal gelar sarjana, pemerintah yakin bahwa seluruh guru memiliki kompetensi profesi yang mumpuni.
Hanya saja, tidak jarang kita menemukan bahwa guru sekarang enggan melaksanakan kewajban profesinya.
Hanya saja, tidak jarang kita menemukan bahwa guru sekarang enggan melaksanakan kewajban profesinya.
Ketidakberanian para guru untuk menulis mendegradasikan kualitas profesi guru.
Mereka merasa takut menaklukkan keinginan intelektualnya. Idealnya, menulis merupakan bentuk mengeksplorasikan rasa takut menjadi sebuah energi positif.
Guru Provokator menjadi pendobrak pintu keberanian paga guru.
Guru Provokator menjadi pendobrak pintu keberanian paga guru.
Guru provokator harus menghancurkan tembok ketakutan teman sejawatnya.
Guru provokator tidak boleh membiarkan rasa takut menjadi penakluk ambisi para guru dalam mencapai goal yang telah difokuskan di awal.
Kita harus menjadi pemenang, kata Rhenald Kasali.
Kita harus menjadi pemenang, kata Rhenald Kasali.
Setiap permainan harus dimenangkan.
Guru provokator bertindak sebagai mediator guru-guru mencapai garis “kemenangan”.
Guru provokator bertanggung jawab memenangkan seluruh guru dalam kompetisi intelektual melawan kemalasan .
Karena sebagai pemenang (winner) akan mempermudah jalan guru menuju kesuksesan, terutama menjadi sumber pengetahuan, demikian kata Rhenald Kasali.
Guru Provokator tidak hanya sebatas guru kurikulum.
Guru Provokator tidak hanya sebatas guru kurikulum.
Guru provokator harus mampu menjelma sebagai seorang guru yang berfungsi ganda. Satu sisi ia berada pada posisi sebagai guru kurikulum.
Satu sisi, secara dominan, ia menepati status sebagai guru pendidik.
Fungsi sebagai guru kurikulum bertujuan agar ia mampu menjalankan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Ia tidak melulu sebagai pembangkan. Tetapi sesekali ia harus “tunduk” kepada regulasi pendiidikan yang berlaku.
Guru provokator sebagai Guru Pendidik merupakan guru yang mampu mengajak teman sejawat untuk mengembangkan kemampuan profesinya.
Guru provokator sebagai Guru Pendidik merupakan guru yang mampu mengajak teman sejawat untuk mengembangkan kemampuan profesinya.
Guru yang mampu menanamkan karakter pada peserta didik. Guru yang mampu mendidik peserta didik menjadi insan yang kamil.
Guru pendidik harus bisa melatih keterampilan peserta didik menjadi sosok yang terampil.
Guru pendidik adalah guru yang mempu mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga mereka menjadi orang yang cerdas.
Singkat kata, guru provokator mempunyai tanggun jawab “memproduksi” peserta didik yang cerdas iman, cerdas budi, cerdas intelektual, dan cerdas fisik. Semoga.
Wallahu a’lam
Wallahu a’lam
Selesai
1 comments:
guru provokator mampu menjadi motivator buat dirinya dan orang lain, dia bukan tipe pengekor tapi pelopor perubahan
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon