Oleh: Agustian Deny Ardiansyah
Rabu 9 Februari 2023, 10:16 WIB
![]() |
| Puncak HGN Tahun 2019 |
Semua ini berawal dari sebuah semangat untuk merantau di tanah nun jauh yang tak pernah sekalipun kaki ini menginjak di tanah tersebut.
Menyebarkan Virus Literasi
Tak semua virus itu tidak baik, ini virusnya beda, virus literasi namanya.
Kepulauan Bangka Belitung Kabupaten Bangka Selatan, tepatnya lagi di jantung kota Toboali.
Talian kasih dengan sang istri menjadi awal perantauan di tanah itu, Bangka Selatan.
Tak sangka nasib akan bergerak secepat ini, takdir cepat mempertemukan diri dengan apa yang disenangi, yang dicita-citakan semenjak kecil, yang diingin-inginkan kedua orangtua.
Guru adalah impian, motivasi, dan penyemangat.
Tak pernah terfikir akan menjadi seorang guru. Ayah seorang buruh pabrik ibupun sama, terimaksih.
Tak pernah terfikir akan kuliah mendapatkan gelar S.Pd bahkan bertambah Gr., semua mengalir membelah waktu menggerus keterbatasan.
Tak pernah terfikir akan kuliah mendapatkan gelar S.Pd bahkan bertambah Gr., semua mengalir membelah waktu menggerus keterbatasan.
Hingga pada akhir 2014 gelar tersebut tersemat pada sebuah nama menjadi Agustian Deny Ardiansyah, S.Pd.
Kemudian bertambah menjadi Agustian Deny Ardiansyah, S.Pd., Gr di penghujung tahun 2019.
Tepatnya 6 januari 2015, ijazah guru yang haus akan sentuhan aplikasi dan realitas pendidikan ini mendapat tempat untuk mengabdi di sebuah sekolah Muhammadiyah.
Tepatnya 6 januari 2015, ijazah guru yang haus akan sentuhan aplikasi dan realitas pendidikan ini mendapat tempat untuk mengabdi di sebuah sekolah Muhammadiyah.
Sekolah dengan kondisi serba pas-pasan, siswa pas-pasan, tenaga guru pas-pasan, dan semuanya pas-pasan.
Bagaimana tidak?. Kelas terdiri dari empat kelas dengan kelas sepuluh dua kelas kecil, kelas sebelas satu kelas, dan kelas duabelas satu kelas dengan jumlah limabelas orang peserta didik.
Pas-pasan tersebutlah yang kemudian melejitkan potensi diri, karena ingin tidak pas-pasan namun lebih dan terus lebih.
Pas-pasan tersebutlah yang kemudian melejitkan potensi diri, karena ingin tidak pas-pasan namun lebih dan terus lebih.
Hingga semua berubah 360 derajat, dari sekolah dengan nol prestasi menjadi sekolah dengan prestasi tingkat nasional, semua itu gara-gara literasi, gara-gara tulis-menulis, gara-gara tulisan.
Menulis menjadi motor penggerak kebangkitan potesi diri dan sekolah.
Menulis menjadi motor penggerak kebangkitan potesi diri dan sekolah.
Ide literasi tercetus dari motivasi untuk menulis di media massa cetak (koran) yang kemudian berkembang menjadi semangat berliterasi dalam perjalan pengembangan diri dan sekolah.
Nikmatnya Berliterasi
Literasi menjadi titik awal pengenalan diri bersinggungan dengan individu-individu dengan kemampuan luar biasa.
Nikmatnya Berliterasi
Literasi menjadi titik awal pengenalan diri bersinggungan dengan individu-individu dengan kemampuan luar biasa.
Kepala sekolah berpresatasi, guru berpresatasi, guru-guru hebat, pengawas hingga mas media tak luput menjadi bagian dari singgungan diri dalam mengembangkan diri melalui literasi.
Persinggungan tersebut menghasikan energi positif yang kemudian menjadikan luapan energi pada diri hingga terus tersulut untuk berprestasi.
Hasil singgungan tersebut adalah tergabungnya diri ini dalam Asosiasi Guru Penulis Bangka Belitung yang isinya individu-individu yang intens dalam literasi.
Hasil singgungan tersebut adalah tergabungnya diri ini dalam Asosiasi Guru Penulis Bangka Belitung yang isinya individu-individu yang intens dalam literasi.
Berawal dari singgungan itulah buku-buku bersifat individu maupun antalogi selalu menghiasi tahun-tahun menjadi guru.
Tahun 2015 menjadi awal menerbitkan sebuah buku dari semangat literasi dengan judul “Namaku Antariksa”, Tahun 2017 “Jangan Jadi Cewek Cengeng”, Tahun 2018 “Guru Penulis, Kumpulan Ide Kreatif, Tahun 2019 “Jihad Literasi”.
Tahun 2020 sudah menunggu buku anatalogi dari karya guru ispiratif dan berprestasi tingkat nasional yang juga terisi jejak literasi individu-individu hebat yang terus mengabdikan dirinya baik dalam dunia pendidikan dan literasi.
Itulah litersi, merekatkan, menghubungkan, dan meronce semua perbedaan yang mempersatukan ide, gagasan, dan motivasi untuk jangka yang tak dapat dikira.
Helvi Tiana Rosa menuturkan, Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati, Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi.
Ituah nikmatnya berliterasi memanjangkan ide, umur, dan menebar jariah.
Tak lekang oleh waktu penulis yang telah membubuhkan sebuah karya, karena akan terus dibaca dan ditelah ide dan gagasanya oleh generasi nun jauh di depanya, insyallah.
Literasi Berbuah Prestasi
Literasi mengawali langkah-langkah awal dalam mengasah potensi diri.
Literasi Berbuah Prestasi
Literasi mengawali langkah-langkah awal dalam mengasah potensi diri.
Motor penggerak gagasan dan menungakan ide di kepala, koran awal berliterasi, gelanggang lomba tingkat kabupaten dan provinsi selanjutnya, serta tingkat nasional puncaknya.
Memulai dengan menyadur kembali skripsi mejadi sebuah opini di koran hingga akhirnya mencapai puncak presatasi di tingkat nasional.
Pecah telur prestasi literasi dimulai dari gelanggang lomba tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada awal tahun menjadi seorang guru.
Pecah telur prestasi literasi dimulai dari gelanggang lomba tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada awal tahun menjadi seorang guru.
Peserta didik menyabet juara dua lomba penulisan karya ilmiah populer dengan judul ”Pengaruh Budaya Membaca Terhadap Peningkatan Kreativitas Verbal” pada tahun 2015.
Tak cukup sampai disitu, dari peserta didik menjalar ke guru, dimana pada tahun 2016 dengan berkoloborasi dengan Bapak H. Supiandi, M.Pd Kepala Seklolah SMA MUhammadiyah Toboali.
Literasi menghantarkan untuk pertamakali mencicipi prestasi tingkat nasional dengan menjadi juara tiga pada gelaran simposium guru tingkat nasional dengan bahan juga literasi ”program kata”.
Membanggakan pasti, dua tahun menjadi guru Allah ganjar dengan prestasi nasional. Presatasi yang kemudian menghantarkan prestasi literasi selanjutnya baik oleh kepala sekolah, peserta didik, dan guru.
2015-2019 adalah bukti jalan literasi menjadi pelecut dalam mengembangkan potensi diri dan melambungkan sekolah dari nol prestasi menjadi sekolah dengan prestasi nasional.
2015-2019 adalah bukti jalan literasi menjadi pelecut dalam mengembangkan potensi diri dan melambungkan sekolah dari nol prestasi menjadi sekolah dengan prestasi nasional.
Jalan literasi juga menggerakan semua komponen sekolah untuk terus berprestasi di bidang perlombaan lain hingga sekolah mendapatkan kepercayaan kembali dari masyarakat dan membalikan keadaan dari limabelas orang peserta didik di kelas duabelas menjadi tigabelas kelas di Tahun 2019.
literasi yang telah kita kenal sejak dini dari kedua orangtua dengan mengeja alfabet A,B,C yang kemudian menjadi rangkaian kata, kalimat, dan paragraf adalah cahaya untuk mengenal dunia yang gelap.
literasi yang telah kita kenal sejak dini dari kedua orangtua dengan mengeja alfabet A,B,C yang kemudian menjadi rangkaian kata, kalimat, dan paragraf adalah cahaya untuk mengenal dunia yang gelap.
Kompas untuk berjalan di dunia yang luas, dan pengetahuan untuk mempelajarai segala bentuk ilmu yang ada di dunia. Literasi memberikan goresan semangat untuk terus berkarya dan berprestasi.
Prestasi yang tidak pernah terkira bila diri ini tidak mengenal literasi.
Prestasi yang tidak pernah terkira bila diri ini tidak mengenal literasi.
Puncaknya pada tahun 2019 dimana dengan meniti jalan literasi bisa menghantarkan diri ini untuk bertemu dan bersalaman dengan Mas Mentri Nadim Anwar Makarim.
Semua itu berawa dari literasi.
Literasi yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Indonesia (PB.PGRI) dalam rangka untuk memeriahkan HUT Ke 74 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2019.
inisiasi kabar mengenai kegiatan tersebut tersiar hingga di pulau nun jauh yang jauh dari seliweran informasi walau telah memasuki era informasi.
inisiasi kabar mengenai kegiatan tersebut tersiar hingga di pulau nun jauh yang jauh dari seliweran informasi walau telah memasuki era informasi.
Informasi tersebut serasa menyulut semangat untuk kembali menuangkan ide dan gagasan utamanya terkait dengan isu-isu pendidikan di era kekinian atau era industri 4.0.
Gagasan literasi tersebut berisi kegalauan hati mengenai pembelajaran yang begitu-begitu saja, monoton, dan tidak kekinian.
Berawal dari akar persoalatan tersebut dan inisiasi literasi PB.PGRI makan dengan penuh semangat memberanikan diri untuk mengusung judul “kelas zaman now”.
Berawal dari akar persoalatan tersebut dan inisiasi literasi PB.PGRI makan dengan penuh semangat memberanikan diri untuk mengusung judul “kelas zaman now”.
Dimana kelas yang mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik zaman now yang kemudian dikirimkan pada laman surat elektronik PB PGRI untuk diikutkan sebagai peserta lomba opini.
Alhasil tidak sia-sia, berbekal semangat literasi yang telah digoreskan dalam sebuah karya, dapat menghantarkan diri ini menjadi juara dua (II) menulis opini tingkat nasional.
Alhasil tidak sia-sia, berbekal semangat literasi yang telah digoreskan dalam sebuah karya, dapat menghantarkan diri ini menjadi juara dua (II) menulis opini tingkat nasional.
Sehingga bisa menghadiri acara puncak UT Ke 74 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2019 serta bertemu dan berjabat tangan dengan Mas Mentri Nadim Anwar Makarim, terimakasih PB PGRI.
Menyebarkan Virus Literasi
Tak semua virus itu tidak baik, ini virusnya beda, virus literasi namanya.
Virus yang harus disebarkan keberbagai anak negri. Mengingat ideks literasi bangsa ini sangat rendah, utamnya indek minat baca dan terutamnya membuat karya yang dibaca baik dalam bentuk tulis, audio visual, dan visual.
Perlu disebarkan, tidak boleh dijangkit sendiri, karena ini tantangan. Tantangan untuk membebaskan bangsa besar ini dari ketergilasan.
Perlu disebarkan, tidak boleh dijangkit sendiri, karena ini tantangan. Tantangan untuk membebaskan bangsa besar ini dari ketergilasan.
Jelas, karena literasi adalah gerbang menuju pengetahuan yang tak harus medatangi sumber pengetahuan.
Membaca, melihat, dan medengar apapun yang bisa menambah ilmu adaah bagian dari literasi.
Virus literasi harus disebarkan, dengan menulis opini, penelitian, jurnal, buku, buku antalogi, puisi, buku bergambar, video atau lainya.
Virus literasi harus disebarkan, dengan menulis opini, penelitian, jurnal, buku, buku antalogi, puisi, buku bergambar, video atau lainya.
Harus segera menjadi target diri untuk orang-orang terdekat kita menyenagi literasi, mencintai literasi, dan mengamalkan literasi.
Ini benar karena Allah S.W.T membuka hati nabi Muhammad. S.A.W dengan iqrok (bacalah).
Mari sebar virus literasi kepada siapapun seperti lentera press dalam mengawal demokrasi negri untuk memberi sajian literasi terbaik.
Mari sebar virus literasi kepada siapapun seperti lentera press dalam mengawal demokrasi negri untuk memberi sajian literasi terbaik.
Semangat menular virus literasi dan selamat Hari Pres Nasional 2023. (Agustian Deny Ardiansyah)
2 comments
Sipp
semangat
Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon