Catatan Ilmiah Al-Quran

- 05.30
advertise here
Oleh: Agustian Deny Ardiansyah
Opini, Selasa, 24 Januari 2023, 05:25 WIB



Ilustrasi



Empat Belas Abad yang lalu Allah SWT mewahyukan kitab suci Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pengingat dan petunjuk bagi umat manusia.

Hal tersebut dikarenakan Al-Quran memuat berbagai hukum dan bukti yang menunjukan kebesaran Allah SWT.

Al-Quran juga mempunyai banyak mukjizat lain yang membuktikanya sebagai firman Allah SWT.

Salah satu mukjizat Al-Quran adalah kenyataan bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu diungkap oleh penelitian dan pengamatan teknologi modern, telah dinyatakan dalam Al-Quran empat belas abad lalu.

Hal tersebut di buktikan pada sejumlah ayat Al-Quran yang dinyatakan sangat ringkas dan mendalam tentang pembuktian fakta-fakta ilmiah modern.

Mukjizat ilmiah Al-Quran mengenai pemaparan fakta-fakta ilmiah modern melalui ayat-ayatnya seharusnya kita bandingkan dengan tingkat ilmu pengetahuan masyarakat pada saat kitab suci Al-Quran diturunkan.

Pada Abad ke-7 pada saat Al-Quran diturunkan, Bangsa Arab masih mempercayai takhayul dan legenda-legenda dari nenek moyang tanpa didasari bukti ilmiah.

Hal itu dikarenakan, masih terbatasnya alat dan teknologi dalam melakukan berbagai penelitian.

Misalnya, mereka (Bangsa Arab) percaya bahwa gunung-gunung menopang langit di atasnya. 

Mereka (Bangsa Arab) menyakini bahwa bumi ini rata dan terdapat gunung-gunung tinggi di kedua tepinya.

Gunung-gunung tersebut menurut keyakinan Bangsa Arab merupakan tiang penyangga yang membuat kubah langit tetap berada di atas agar tidak runtuh.

Segala kepercayaan Bangsa Arab tersebut akhirnya di patahkan oleh ayat Al-Quran yang berbunyi.

Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat,...(Q.S Ar Ra’d:2) ayat tersebut menghapuskan kenyakinan, bahwa langit tetap di atas karena keberadaan gunung-gunung.

Kitab suci Al-Quran yang diturunkan saat manusia mengetahui sedikit sekali tentang ilmu Astronomi dan Fisika.

Berisi fakta-fakta kunci tentang beragam keseimbangan yang memungkinkan adanya kehidupan di muka bumi, menjadi bukti bahwa Al-Quran merupakan firman Allah SWT.

Allah SWT dalam firmannya juga menunjukan tentang penciptaan alam semesta.

Hal tersebut Allah SWT firmankan dalam Al-Quran melalui ayat yang berbunyi. Dialah (Allah SWT) pencipta langit dan bumi...(Q.S Al An’aam:101).

Keterangan yang diberikan oleh ayat Al-Quran di atas bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini.

Dimana keseluruhan alam semesta beserta dimensi materi dan waktu tercipta menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap.

Peristiwa tersebut yang dikenal dengan Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 4,54 milyar Tahun yang lalu.

Alam semesta tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil ledakan satu titik tunggal. 

Sebelum Big Bang, dimana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi dan waktu.

Fakta penciptaan alam semesta yang baru ditemukan oleh ahli fisika dan astronomi modern, telah diberitakan Al-Quran empat belas abad yang lalu.

Al-Quran yang diturunkan Allah SWT sekitar empat belas abad yang lalu juga memiliki hikmah lainya, dimana disaat ilmu astronomi masih sangat terbelakang, mengembangnya alam semesta telah digambarkan dalam ayat Al-Quran sebagai berikut.

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskanya (Adz Dzaariyaat:47).

Kata langit sebagaimana yang diyatakan dalam ayat tersebut digunakan di banyak tempat dalam Al-Quran dengan makna luar angkasa dan alam semesta.

Kandungan ayat di atas memberikan penjelasan secara jelas, alam semesta tidaklah diam namun mengalami perluasan atau mengembang.

Hingga awal abad ke dua puluh, satu-satunya pandangan yang diyakini dalam dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala.

Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa, sesungguhnya alam semesta memiliki permulaan dan ia terus menerus mengembang.

Fisikawan Rusia, Alexander Fredman dan Ahli kosmologi Belgia, Gorge Lametri secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta tersebut juga dibuktikan dengan data pengamatan Tahun 1929, dimana ketika mengamati langit dengan teleskop.

Edwin Hubble seorang astronom Amerika menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.

Sebuah alam semesta dimana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus mengembang.

Penelitian-penelitan yang dilakukan para ahli fisika dan kosmografi tersebut menguatkan fakta, bahwa alam semesta terus mengembang.

Hal tersebut juga membuktikan kebesaran dan kebenara firman Allah SWT yang tertulis pada surat Adz Dzaariyaat ayat empat puluh tujuh.

Tidak sampai disitu, tatkal kita merujuk matahari dan bulan dalam Al-Quran, ditegaskan masing-masing bergerak dalam garis edar tertentu.

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.

Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya (Q.S AL Anbiya:33). Di sebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak pada garis edar tertentu.

Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Q.S Yasin:38).

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al-Quran di atas, telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita.

Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720.000.000 km/jam ke arah bintang vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Appec.

Hal tersebut berarti, matahari bergerak sejauh 17.280.000 km/hari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak yang sama.

Selain itu, terdapat sekitar dua ratus milyar galaksi yang masing-masing terdiri dari bintang, planet, komet serta bulan yang seolah berenang sepanjang garis edarnya dalam keserasian serta keteraturan yang sempurna selama jutaan Tahun.

Tanpa satu pun pergerakanya memotong lintasan yang lain atau saling bertabrakan.

Fakta tersebut juga dibuktikan oleh pengamatan yang menyatakan bahwa, sejumlah galaksi telah berpapasan satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagianya saling bersentuhan.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar (orbit) yang menjaga benda-benda angkasa tetap pada jalurnya seperti di atas, telah dinyatakan dalam ayat Al-Quran sebagai berikut, Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (Q.S Adz Dzaariyaat:7).

Hal tersebut juga membuktikan hikmah yang terdapat di dalam Al-Quran, karena pada saat Al-Quran di turunkan, manusia belum memiliki teleskop untuk mengamatai alam semesta yang berjarak berjuta kilo meter dan bahkan ilmu fisika atau astronomi.

Allah SWT selain mengarahkan kita pada fakta-fakta ilmiah tentang alam semesta juga mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang menarik tentang langit.

Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah SWT) yang terdapat padanya (Q.S Al Anbiyaa:32).

Sifat langit tersebut telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah pada Abad ke dua puluh. Langit atau dapat diartikan sebagai atmosfer memiliki peran sangat penting bagi kehidupan.

Peran atmosfer bagi kehidupan salah satunya adalah sebagai (1) melindungi bumi dari serangan meteor baik besar ataupun kecil yang membahayakan mahluk hidup.

(2) membiarkan agar ditembus sinar-sinar yang tidak berbahaya dan berguna bagi kehidupan, seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio.

(3) melindungi bumi dari suhu dingin membeku luar angkasa yang mencapai sekitar 2700C dibawah 0.

Selain atmosfer, langit bumi juga memiliki suatu lapisan yang dikenal dengan Sabuk Van Allen.

Sabuk Van Allen merupakan lapisan pelindung bumi yang terbentuk dari medan magnet bumi dan memiliki peran menjadi perisai dari radiasi berbahaya yang menyerang planet bumi.

Radiasi tersebut yang terus menerus dipancarkan oleh matahari sangat mematikan bagi mahluk hidup.

Jika saja Sabuk Van Allen tidak ada, radiasi dari semburan energi matahari raksasa atau disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-kali pada matahari akan dapat menghancurkan kehidupan di bumi.

Hal tersebut dikarenakan, energi yang dihasilkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana yang tercatat baru-baru ini terhitung setara dengan seratus milyar bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki.

Singkatnya, sebuah sistem sempurna bekerja jauh tinggi di atas bumi dan melingkupi bumi kita serta melindunginya dari berbagai ancaman luar angkasa.

Fakta-fakta di atas menjadi bukti bahwa langit menjadi suatu hal yang benar-benar terpelihara seperti yang diyatakan dalam surat Al Anbiya ayat 32.

Fungsi langit selain sebagai lapisan pelindung juga memiliki fungsi mengembalikan. Hal tersebut di terangkan Allah SWT dalam surat Ath Thaariq Ayat 11 yang berbunyi “Demi langit yang mengandung hujan.”

Kata yang ditafsirkan sebagai mengandung hujan dalam terjemahan Al Quran, juga bermakna mengirim kembali atau mengembalikan.

Sebagaimana diketahui, atmosfer yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan dan pada setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan.

Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan atmosfer bumi memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka (atmosfer) terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah yaitu kembali ke bumi.

Sekarang, marilah kita cermati sejumlah fungsi pengembalian dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi.

Pertama, lapisan troposfer yang terdapat pada ketinggian 0-10 Km memungkinkan uap air dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.

Ke dua, lapisan Stratosfer (ozon) pada ketinggian 10-50 Km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari luar angkasa dan mengembalikan keduanya ke luar angkasa.

Ke tiga, lapisan Mesosfer (ionosfer) pada ketinggian 50-80 Km, memantulkan kembali gelombang pancaran radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya.

Persis seperti satelit komunikasi pasif sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio, dan televisi pada jarak yang cukup jauh.

Ke empat, lapisan Thermosfer pada ketinggian 80-300 Km, lapisan yang berfungsi menghasilkan gejala-gejala alam seperti kilat, aurora, pelangi, dan halo.

Ke lima, lapisan terluar bumi atau disebut lapisan Eksosfer pada ketinggian >1000 Km.

lapisan yang berfungsi sebagai tempat meletakan satelit yang dibuat manusia dan digunakan untuk merekam data yang terjadi di permukaan bumi secara akurat dan tepat.

Fakta-fakta ilmiah moderen yang telah di tuliskan Al Quran empat belas abad silam membuktikan bahwa Al Quran merupakan firman Allah SWT dan kita  harus mengimaninya serta terus mempelajarinya.

Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi.

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (Q.S Ar Rahman:33).

Oleh karena itu, di Tahun yang baru ini, kita harus senantiasa memperbarui ilmu dan pengetahuan kita untuk menuju rahmat Allah SWT.

Serta menjadi manusia yang bisa berfikir tentang tanda-tanda penciptaan Allah SWT. Amin Ya Robal Alamin (Agustian Deny Ardiansyah)

3 comments

Terimakasih sudah memberikan masukan dan saran
EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search

Catatan: